Baru-baru ini ibukota Jakarta mengalami
banjir yang cukup besar hampir semua titik di wilayah Jakarta terendam banjir.
Awal banjir di tahun 2013 terjadi pada tanggal 15 Januari 2013 dan mencapai
puncaknya pada tanggal 17 Januari 2013. Penyebabnya adalah karena faktor cuaca
yang belakngan ini sedang mengalami musim hujan dan banjir kiriman dari wilayah
kota Bogor dan Depok.
Ternyata dibalik banyaknya
penderitaan saat musibah banjir Jakarta di awal tahun 2013 ini, ada juga pihak
pihak yang mendapatkan berkah saat musibah banjir melanda. Beberapa yang
mereguk keuntungan dalam situasi banjir seperti sekarang ialah seperti hotel,
penginapan, jasa ojek motor, hingga perahu karet.
Ketika
motor terjebak di antara genangan air
dan anda tak ingin motor kita mogok karena terendam banjir, maka gerobak motor
ini solusinya. Pihak penjaga gerobak motor ini akan dengan senang hati
menaikkan motor ke atas gerobak, bahkan kita pun bisa ikut naik di atasnya. Untuk
membayar jasa tersebut dikenakan biaya sebesar Rp 25.000 – Rp 50.000 tergantung
jarak. Selain jasa ojek motor ada juga
jasa perahu karet biaya yang dikenakan mulai dari Rp 10.000 – Rp 30.000. Dengan
jasa-jasa tersebut bagi sebagian warga sangat menguntungkan dan menambah
pendapatan mereka.
Sebenarnya
Jakarta mengalami kerugian, seperti yang diucapkan oleh Gubernur DKI Jakarta
Joko Widodo di Balaikota, banjir yang terjadi selama sepekan di Ibu Kota telah
menimbulkan kerugian sekitar Rp 20 triliun. Apabila kondisi seperti ini terus
dibiarkan, kerugian yang dialami kota ini akan semakin besar. Lebih baik
anggaran yang ada dimanfaatkan untuk mengatasi banjir dengan mengalokasikan
membuat terowongan. ”Kota seperti Jakarta ini harus punya skenario untuk mengeluarkan
air. Terowongan ini sangat diperlukan,” kata Jokowi.
Beberapa
kerugian saat Jakarta dilanda banjir yaitu sebgai berikut :
Mesin
uang berhenti
Pantauan
lapangan di sentra perdagangan Harco Glodok, Lindeteves, Pasar Pagi, Pancoran,
Perniagaan, hingga sentra garmen Tambora di Jakarta Barat, yang selama ini
dikenal sebagai mesin uang Jakarta, menimbulkan kerugian yang tidak kecil.
Total omzet bisnis di kawasan ini bisa mencapai triliunan rupiah, sedangkan
potensi kehilangan keuntungan yang bisa diraup para pedagang dalam empat hari
tidak sedikit.
”Di
Harco Glodok saja ada sekitar 100 pedagang dengan perputaran uang setiap hari
rata-rata mencapai Rp 400 juta per orang. Jadi bisa dihitung berapa kehilangan
omzet para pedagang di sini,” kata grosir besar Afand, Selasa (22/1/2013).
Afand sendiri sehari-hari menjual komputer, notebook, printer, Galaxy Tab,
iPad, dan aksesori komputer.
Tutum
Rahanta, Ketua Harian Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, mengatakan, tutupnya
kawasan grosir di Glodok, Mangga Dua, dan sekitarnya memang menyebabkan
mandeknya aktivitas ekonomi di kawasan tersebut. Namun, Tutum tak menutup
kemungkinan ada sebagian masyarakat yang sehari-harinya menggantungkan hidupnya
di kawasan itu dan langsung merasakan negatif dampak banjir. ”Dari keseluruhan
aktivitas perekonomian di kawasan Glodok, Mangga Dua, dan sekitarnya, mungkin
sekitar 20 persennya yang terdampak langsung. Mereka yang terkena dampak
langsung itu antara lain penjual nasi dan makanan, tukang parkir, dan kuli
angkut. Mereka langsung tidak dapat penghasilan untuk kehidupan sehari-hari,”
katanya.
Bencana
banjir telah berdampak terhadap perekonomian warga. Itu terpantau pada
transaksi gadai di kantor pegadaian yang melonjak hampir dua kali lipat.
Kondisi itu diperberat lagi dengan kenaikan harga sejumlah bahan makanan yang
cukup tinggi. Pegadaian Cabang Jatinegara, contohnya, setelah banjir surut,
transaksi gadai di kantor itu langsung melonjak jadi Rp 500 juta hari Senin.
Padahal selama banjir, transaksi gadai sempat anjlok menjadi Rp 50 juta per
hari dari rata-rata Rp 300 juta per hari.
Pemimpin
Pegadaian Cabang Jatinegara, Henrianto, Selasa (22/1/2013), mengatakan, selama
banjir mengepung sejumlah kawasan Jakarta Timur, transaksi gadai di Pegadaian
Cabang Jatinegara dan 9 kantor unit yang ada di bawahnya anjlok semua. ”Baru
pada Senin, setelah banjir surut, transaksi gadai langsung jadi Rp 500 juta,”
katanya.
Distribusi
terhambat
Sepekan
setelah banjir melanda Jakarta, kondisi perdagangan belum pulih. Meskipun
ekspedisi barang antarkota dan antarpulau sudah normal, pendistribusian barang
sampai saat ini masih terhambat. Direktur Utama CV Surya Mas Express Hasan di
Jakarta mengatakan, ekspedisi barang dari Jakarta ke Surabaya mulai normal pada
Senin (21/1).
”Kemarin
ada lima truk dengan daya angkut masing-masing enam ton diberangkatkan dari
Jakarta ke Surabaya,” katanya. Menurut Hasan, saat ini tidak ada masalah
pengiriman barang dari Jakarta ke Surabaya. Dua hari pascabanjir besar melanda
Jakarta, perusahaan ekspedisi mulai beroperasi kembali dan melayani pengiriman
barang walaupun kondisi pengiriman belum normal. Perusahaan ekspedisi barang
dari Jakarta ke Surabaya itu sempat tidak beroperasi selama dua hari.
Menurut
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia DKI Jakarta Suprayitno, laporan dari para
pengusaha, mereka kini tidak lagi menggunakan pasokan stok dari barang di
lokasi banjir. Semua stok itu dalam pemeriksaan apakah bisa dipakai atau tidak
Sumber
:
http://banjarmasin.tribunnews.com/2013/01/23/kerugian-rp-20-triliun-lebih-akibat-banjir-di-jakarta
http://uniqpost.com/61668/mereka-yang-mendapat-keuntungan-dari-banjir-jakarta/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar