Proyek
Mass Rapid Transit(MRT) Jakarta adalah Proyek Pemerintah Prov. DKI Jakarta
dalam menanggulangi kemacetan yang akhir-akhir ini sering terjadi dan diharapkan
dapat menjadi alternatif solusi transportasi bagi masyarakat yang ramah
lingkungan. Proyek Mass Rapid Transit (MRT) mengandalkan kereta api sebagai
modal transportasi. Pembangunan lintasan/ jalur kereta api yang akan dilakukan
terdiri atas bawah tanah (sub way), permukaan (survace), dan layang (elevated).
Pembangunan
proyek MRT tersebut terdiri atas 3 tahap, yaitu: Tahap I – (Lebakbulus -Dukuhatas),
Tahap II – (Dukuhatas - Kota), dan Tahap III (Balaraja - Cikarang). Saat ini,
proyek pembangunan yang berjalan adalah Tahap I dengan rute Lebakbulus - Dukuhatas
yang diperkirakan akan selesai pada tahun 2016.
Pembangunan
proyek MRT (Mass Rapid Transit) rencananya akan dilaksanakan pada 2013 ini
dengan total biaya senilai Rp 15,7 triliun. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
menyatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menanggung 51 persen pembiayaan
Mass Rapid Transit. Ini merupakan hasil rapat dengan Menteri Koordinator
Perekonomian Hatta Rajasa kemarin, Selasa, 15 Januari 2013. Pemerintah pusat,
kata Jokowi, menyatakan sanggup membiayai 49 persen dari biaya yang dibutuhkan
untuk MRT. Skema 49-51 ini berlaku untuk ruas Lebak Bulus sampai Bundaran Hotel
Indonesia.
Nilai
49-51 ini sebenarnya melenceng dari harapan pemerintah DKI, yang mengusulkan 60
persen pembiayaan ditanggung pusat, sedangkan DKI hanya menanggung 40 persen. "Tetapi
ini sudah turun dari sebelumnya, 42-58, yang ditanggung DKI, turun tujuh persen
dari sebelumnya, 58 persen," kata Asisten Perekonomian Sekretaris Daerah
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Hasan Basri Saleh.Mengenai harga tiket MRT, diperkirakan sekitar Rp 38.000. Menurut Menteri Perekonomian Hatta Rajasa, “Harga Rp 38.000 itu adalah harga yang berlaku pada 2017. Saat itu pendapatan domestik bruto kita sudah 7.000 dollar AS. Namun, angka Rp 38.000 tetap angka yang sangat mahal,” kata Hatta.
Beban pengembalian pinjaman kepada JICA tersebut, berpengaruh pada besaran subsidi yang akan diberikan Pemprov DKI pada harga tiket MRT. “Harga tiket masih tergantung bebannya berapa, saya penginnya di bawah Rp 10.000. Soalnya, kalau di Singapura hanya 1 dollar Singapura, kan kira-kira Rp 7.000 sampai Rp 8.000. Kami angkanya kira-kira seperti itu, Rp 10.000-an untuk tahun 2015,” kata Jokowi.
Semoga harapan Bapak Jokowi bisa terealisasi, dengan harga tiket yang murah akan menggugah warga DKI Jakarta untuk menggunakan transportasi umum. Apabila harga tiket terlalu mahal, maka masyrakat akan lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi, walaupun transportasi tersebut dilengkapi dengan fasilitas yang nyaman. Jakarta bisa bebas dari macet bila masyarakat DKI Jakarta menggunakan transportasi umum yang sudah disediakan.
Sumber :
- http://thepresidentpostindonesia.com/?p=2401
- http://megapolitan.kompas.com/read/2013/01/09/15434293/Jokowi.MRT.Tak.Perlu.Dikaji.Lagi.Tinggal.Pelaksanaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar